Rabu, 01 Juni 2011

99% Love Part 1- Fanfiction

Waaah! Baru pertama kali nih aku baru buat Fanfict. Ya, ini fanfic pertamaku yang terinspirasi dari sebuah komik. Aku sudah mempublishnya di facebook, dan responnya cukup baik, tapi aku sangat yakin Fanfict ini masih buaaaaanyaaaak kekurangannya T^T

Ok, aku cuma pengen ngepostnya di sini, dripada gak ada kerjaan :P

Tittle                    :               99% Love
Author                 :               Yolanduaar
Main cast             :               Lee Taemin, Lee Hana
Other cast           :               Other SHINee’s  member, Han Ga In, Kim Ji Eun
Rating                  :               PG-15 (maybe)
Length                 :               Oneshoot
Genre                  :               Romance, Friendship, ermm…
Disclaimer            :               They’re belong to God, SM, and me… *slapped*
Credit                  :               “Manga’s 99% Love by Tsuwabuki An“

-Lee Hana’s POV-

“Hey! Yang di belakang. Ya Oke, geser sedikit ke kiri! Nah sip!” ujar seorang namja dengan suara agak keras. Dia sendiri pun sedang berkonsentrasi dengan dancenya dan sesekali memperhatikan gerakan dance temannya dari cermin.

“Ok!”, sahut yang lain.

“Hey! Ayo ulurkan tanganmu!”, ucap yang lain sambil melirik ke arah temannya yang melakukan kesalahan. Sang teman pun langsung memperbaiki gerakannya.

Sibuk dengan gerakan dancenya masing-masing, mereka bahkan tak sadar dengan sosok yeoja yang baru masuk ke ruang dance mereka.

Yeoja itu tersenyum simpul lalu berujar keras, “Waktunya istirahat anak-anak! Dingin, minuman dingin, lho~”

Namja-namja yang penuh keringat itu menoleh ke arah sumber suara. Mereka berempat menyeringai lebar dan langsung menyerbu serta menubruk (?) minuman-minuman yang yeoja itu beli tanpa ampun.

Yeoja tersebut hanya tertawa geli melihat tingkah laku para namja yang tidak mature. Ya, Yeoja itu aku, Lee Hana, 16 tahun, siswi kelas 1 SMA Chungdam dan manajer dari klub Dance di sekolah kami.

“Wah, Thank you Hana~! Kau baik sekali. Sayang kau tidak menyertakannya dengan ayam goreng..  Hahh... Kalau ada ayam goreng pasti lengkap sekali hidupku... Hehehe”, ucap salah satu anggota klub dance yang diketahui bernama Onew a.k.a Lee Jinki itu dengan wajah memelas sekaligus cengengesan (?). Sambil terus menyeruput minuman dinginnya, dia dilirik dengan tatapan garang dari anggota lain.

Ya, pabo-ya! Udah di kasih hati jangan minta jantung. Sudah mau Hana membelikan kita minum, kalau tidak? Ckck. Kau ini...”, entah darimana tibanya jiwa ke-umma-an (?) Key kambuh dan dia menasehati Onew dengan cerewet. Onew hanya memasang nyengir dan tersenyum polos tak berdosa di wajahnya.

Jonghyun hanya mengangguk-angguk setuju dengan Key. Sedangkan Minho tampak tak peduli. Dia sepertinya tengah berbahagia menimati minuman dingin yang kubelikan. Dia sibuk dengan dunianya sendiri. Dia bahkan bergumam, “Hah, sungguh nikmat minuman ini, Aku merasa hidup kembali..”

Ya! Ada yang belum dapat minuman? Ini minumannya masih berlebih!”, ucapku yang tengah menenteng-nenteng kantong plastik sambil memandangi ke seluruh ruangan.

YA! Taemin-ah!”, ujar Onew dengan suara cukup lantang.

Namja yang dipanggil itu menoleh ke belakang dan tersemyum. Dia memperbaiki letak topinya dan memberhentikan gerakan dancenya, lalu tersenyum, “Eh?”

Key hanya tersenyum simpul dan menggeleng-gelengkan kepalanya, “Hah, taemin-ah. Saking cintanya kau dengan dance, kau lebih memilih dance ketimbang pacarmu? Haha.”

Jonghyun bahkan menambahkan, “Hah, kau memang maniac dance, Taemin. Sedangkan Onew maniak ayam. Huh, why in the world? -__-“

Mendengarnya, Onew langsung melirik sinis.

Dia, Lee Taemin, 16 tahun, kelas 1 SMA Chungdam, anggota klub dance di sekolah kami dan dia pacarku. Sudah hampir 1 tahun kami berpacaran. Setiap orang mengatakan kami berdua adalah pasangan “Lovey Dovey”, pasangan yang serasi, tapi...

“Psst.. Hana-ya. Seberapa jauh yang kau dapatkan selama berpacaran dengan Taemin, hmm?” Onew sangat mengagetkanku dengan kelakuannya yang tiba-tiba berbisik di telingaku.

“Yang aku dapatkan? Apa maksudmu, Onew-ah?” tanyaku balik, benar-benar tak mengerti dengan pertanyaannya.

“Ah, masa’ gak tau? Itu, kisseu~..” jawab Onew sambil mengerling mesum gak jelas.

Jleb. Sepertinya ada panah yang menusuk kepalaku.
Kisseu?
Yah, sejujurnya, walaupun sudah 1 tahun kami pacaran, tapi kami tak pernah ciuman sama sekali ... Rasanya Itu sangat.... Aiissh...!

“Ya, Onew-hyung, Minggir! Jangan bilang hal-hal yang mesum ke Hana..!”, tiba-tiba Taemin datang dengan minuman yang tengah diseruputnya sambil pura-pura mendorong pelan Onew ke belakang.

Onew pun membalas Taemin dengan pura-pura marah sambil menjitak kepala Taemin, “Taemin-ah! What are you doing to the Leader, huh!

Andwae andwae.. Ampun hyung! Becanda!” Taemin minta maaf sambil mengeluarkan aegyo-nya.

Hh.. kelakuan mereka sama saja, masih seperti anak-anak. Aku pun menghela nafas dan kembali mengingat hal yang baru saja dikatakan Onew. Huaa.. Sudah hampir 1 tahun pacaran tapi belum pernah kisseu sama sekali? Pasangan apa kami ini? Jika pacaran itu ada persentasenya, mungkin bisa dinilai persentase pacaran kami adalah 99%. Missing 1%. Hhh...
==================================================================================
Pukul 4 sore lebih 30 menit. Langit tampak masih biru walau cahaya keemasan dari ujung tampak menyembul perlahan-lahan.  Burung-burung sepertinya mulai menghentikan pencarian makanannya dan balik ke sangkarnya masing-masing. Angin mulai terasa dingin, dilihat dari banyaknya dedaunan yang gugur. Ya, beberapa minggu lagi Korea akan didatangi musim Gugur yang dingin.

Di taman bermain ini, aku duduk di sebuah bangku panjang berwarna cokelat, sedangkan Taemin, namjachinguku, tengah asyik bermain seluncuran di seluncuran yang hanya berjarak dua meter dari tempat aku duduk.

“Taemin-ah, 1 minggu lagi adalah 1 tahunnya kita pacaran, bukan?” tanyaku tenang sambil menatap langit yang mulai kekuningan. Kakiku mengais-ngais pasir sementara menunggu jawabannya. Berharap dia tidak lupa sama sekali.

MWO? JINJJA?”

Ck. Ya ampun, benar dugaanku. Aku hanya bisa memanyunkan bibir dan melengos ke arah lain.

Taemin tampak merasa bersalah. Dia langsung cepat-cepat menukar kalimatnya, “Mianhaeyo, Chagiya. Aku bercanda. Masa’ sih aku gak ingat anniversary kita sendiri? Hehe.”

Taemin memasang senyumnya lebar sehingga matanya tampak semakin sipit. Hh.. Lagi-lagi Taemin mengeluarkan aegyo-nya di depanku. Sungguh, aku paling tidak bisa menahan aegyo-nya.

Aku tersenyum, “Aniyo, Taemin-ah. Aku tidak marah.”

Taemin tampak menghela nafas lega. “Gomawo Chagiyaa. Hmm.. 1 minggu lagi? Wah, sudah dekat ya...”

Ne. Oh iya, apa kau punya waktu senggang pada hari itu?” tanyaku lagi sambil terus memandanginya yang lagi-lagi naik ke atas seluncuran.

“I-YO! Of course! Hahaha..”. Lagi-lagi dia tertawa bebas. Sekarang dia pergi ke salah satu jenis permainan (saya gak tau namanya. Dulu waktu TK saya sebut bola dunia, soalnya kita ngegelantung2 di sana) dan mulai bergelantung di sana. Sekarang, dia menggelayutkan kakinya di atas dan kepalanya di bawah dengan rambut yang menjulai-julai. Omoo... Aku tak bisa mendeskripsikannya. Yang pasti sekarang kepalanya sudah berada di depanku.

“Ya, chagiya! Kau juga pasti datang waktu saat anniversary kita, bukan?”
Belum sempat aku menjawab, dia melanjutkan kembali pertanyaan pertanyaannya, “Ayoo, jangan bilang kau gak mau datang karena pekerjaanmu sebagai manager klub sangat padat...”
Aku menaikkan alis dan mulai menggelitik Taemin, “Aaaa, Taemin-ah. Jangan bercanda dan jangan membalikkan ucapanku! Bukankah tadi aku yang duluan menanyakannya padamu?”

Taemin tertawa terpingkal-pingkal. Ya itu lah Taemin. Sifatnya yang sangat ceria dan suka jingkrak sana sini itu dapat kusimpulkan bahwa dia adalah anak yang Inncocent and cute.  Aku sangat suka sifatnya yang seperti itu. Tapi terkadang aku khawatir, apa yang Taemin pikirkan tentangku?

“Hana-ya! Sudah sore sekali. Ayo kita pulang!” Dia turun dari seluncuran dan menarik tanganku.

Ne! Kajja!”, balasku sambil mengikuti langkah kakinya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-Author’s POV-
Hana duduk bersila di tempat tidur dan memain-mainkan gelang di tangan kirinya. Gelang buatan tangan yang sederhana berwarna putih dan biru. Gelang itu mengingatkannya saat pertama kali masuk SMA, tepatnya saat MOS penerimaan siswa baru. Saat itu ada acara dimana siswa baru harus menunjukkan bakat mereka masing-masing dalam suatu panggung.

Hana memperhatikan seorang namja berpakaian celana longgar, baju lengan panjang berwarna puith dan memakai topi biru tampak duduk khawatir dengan senyum polos yang gelisah (?) terpasang di bibir merah mudanya duduk di belakangnya. Dia memain-mainkan kedua tangan mungilnya. Dari tingkah lakunya tampak sekali dia tengah gelisah menunggu pertunjukkan bakatnya. Mungkin saja giliran berikutnya adalah dia.

Benar saja. Kakak senior dari atas panggung memanggil sebuah nama. “Kepada Lee Taemin dari gugus Bintang dipersilahkan untuk naik ke atas panggung untuk menunjukkan bakatnya yaitu dance. Kepada Lee Taemin dari gugus bintang di persilahkan naik ke atas panggung.”

‘Gugus Bintang? Bukannya itu gugusku? Oh jadi anak tadi namanya Taemin’, batin Hana sambil mengangguk-angguk. Hana hanya memandang sekilas Taemin naik ke atas panggung. Dari penampilannya Hana beripikir Taemin ini kurang meyakinkan (?). Dia terlihat seperti anak baru lulus SMP biasa.

“An..anyeong Hase..yo”, Namja itu membungkuk 90⁰. “Na..neun Lee Taemin imnida.. Saya ingin menampilkan bakat saya, yaitu dance..”. Taemin menyudahi perkenalan singkatnya dan mulai berdiri tegap di tengah panggung menunggu musik berbunyi.

Lihat saja. Cara dia memperkenalkan diri saja sudah gugup dan gak jelas begitu. Bagaimana penampilan dancenya ya?’ pikir Hana agak meremehkan.

Nada awal lagu Florida – Low (lagu yang pernah ditarikan Brandon di IMB) mulai berbunyi, tapi Taemin belum memulai tariannya. Hana semakin remeh. ‘Lihat. Dia ingin menarikan dance yang pernah ditarikan Brandon idolaku (anggap aja Brandon orang korea -__-)? Apa dia bercanda? Ha-ha.’

Tapi sepertinya hanya sampai di sanalah Hana beremeh ria (?). Badan Taemin mulai bergerak sesuai ritme musik. Lekukan-lekukan gerakan tangannya sangat sempurna. Kakinya mulai luwes bergerak ke sana-sini. Breakdance pun dia lakukan tanpa cacat. Hana hanya terpana sementara orang-orang di sekitarnya telah heboh berteriak dan bertepuk tangan.

“Kereen... dia sih namanya bukan bukan ngedance, tapi dia terbang...! Waah, ekspresinya itu lho... Beda sekali saat di ngedance dengan dia yang tadi.. Waah...”, gumam Hana tak jelas sambil terus memperhatikan gerakan dance Taemin. Setiap ada hentakan-hentakan dari Taemin dia slalu berkata, “waaah”.

Selesai. Pertunjukan fantastis dari Taemin berhasil meluluhlantakkan (?) kesombongan Hana.

Gamsahamnida chingudeul.. Terimakasih semuanya sudah menonton pertunjukkan bakat saya. Gamsahamnida...”, Ucapnya sambil kembali membungkuk dalam-dalam. Taemin turun dengan senyum polos terkembang di bibir mungilnya. Dia menunduk ke setiap orang yang mengucapkannya selamat.  Dan kembali duduk di belakang bangku Hana yang dengan lebaynya masih terpana dan arwahnya masih di bawah alam sadar (?).

Setelah sadar, Hana melihat ke belakang. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya. “Chuckae Taemin-ssi. Dancemu sangat keren. Kau seperti dancer yang sudah professional dan kalau kubilang kau bahkan lebih hebat dari Brandon. Kenapa aku bilang seperti ini? Karena gerakanmu flawless sekali!”. Hana mengucapkannya dengan sangat berapi-api. Tangan Taemin semakin erat digenggamnya.

Taemin tersenyum polos lalu membungkukkan kepalanya, “Jeongmal Gamsahamnida Hana-ssi. Pujianmu terlalu berlebihan. Aku hanya menampilkan hobiku selama ini, aku bukan dancer professional. Lalu bagaimana bisa kau membandingkanku dengan Brandon yang sangat hebat. Hehe.”

“Darimana kau tau namaku?”

Taemin menunjuk name tag Hana. Pipinya langsung bermerah-merah ria, malu.

Hana menggeleng cepat-cepat. “Aniya! Kau itu lebih hebat Taemin-ssi. Kau hebat! Oh iya, apa nama fansclubmu?”

Taemin langsung tertawa. “Hahaha, kau lucu sekali Hana-ssi.. Memang kalau ada, kau ingin jadi menjadi fansku?”

Hana mengangguk kuat-kuat. “Tentu saja!”

Taemin mengerling nakal  lalu menyalami tanganku. “Selamat datang di Taemints fansclub!”

“Ah, benar-benar ada? Wah, aku fans keberapamu?”, tanya Hana semangat. Ternyata ada juga fansclubnya (?).

“Fans pertama. Selamat bersenang-senang. Hahaha.”. Dia tertawa dan memperlihatkan deretan gigi putihnya. Hana tau sebelumnya Taemin gak punya fansclub, tapi dia senang dia menjadi fans pertama Taemin. Lalu mereka berdua tertawa tak jelas. Sepertinya virus sangtae telah menyebar pada mereka berdua.

Tak berapa hari setelah itu ternyata mereka berdua sekelas. Hana tentu sangat senang dengan hal ini. Dia sangat sering menguntit Taemin, bahkan dia rela untuk menjadi Manager klub ekstrakurikuler dimana Taemin adalah anggota klub tersebut.

Beberapa minggu kemudian, Hana menyatakan cintanya kepada Taemin di taman belakang sekolah. Cinta seorang wanita kepada seorang lelaki, bukan cinta fans kepada idolanya. Hana saat itu merasa urat malunya sudah tidak ada karena berani-beraninya seorang perempuan duluan menyatakan cinta kepada pria.

“Kau mau ‘kan Taemin?”, tanya Hana saat itu dengan hati dagdigdug.

Taemin tersenyum lalu mengangguk. “Kalau kau yang memintanya, aku tak bisa menolaknya, Hana-ya.”

Hana melonjak senang. Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. “Gamsahamnida, Taemin-ah. Ini, untukmu. Taemin mungkin akan sangat sibuk dengan kegiatan klub, jadi tolong ingat aku dengan ini ya! Oh iya, itu buatan tanganku. Maaf jelek. Hehehe.”

“K-kau membuatnya sendiri? Membuatkannya untukku?”, tanyanya tak percaya lalu mencoba gelang itu. Pas sekali.

Hana mengangguk bangga, “Oh, kita juga harus saling memberikan hadiah lain setelah 1 tahun kita pacaran nanti! Bagaimana? Janji?!”

“Janji!” sahut Taemin sambil mengaitkan kelingkingnya di kelingking Hana.

Sekarang, sudah hampir 1 tahun mereka pacaran. Hana khawatir, apa saja yang telah Taemin pikirkan tentangnya? Bagaimana jika di antara mereka hanya dia sendiri yang jatuh cinta, sedangkan Taemin tidak pernah menyimpan rasa kepadanya?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-Lee Hana’s POV-

“EHH? KALIAN BELUM PERNAH CIUMAN SAMA SEKALI?”, teriak Ga In tepat di sebelah telingaku saat istirahat sekolah. Dia benar-benar berteriak tepat di telingaku.

Aku menunduk lemah, “Hah.. Kami  hanya seperti teman biasa...”

Seriously! I Can’t believe it~!” ucap Ga In tak percaya dengan penuh kemarahan membara (?). “YAA! Aku melakukan beep and beep and beep dengan pacarku tak lebih dari seminggu!”, lanjutnya.

“Ga In-ah! Hari masih pagi tapi kau mengatakan hal-hal itu. Aaa~”, teriakku berdua dengan Ji Eun, sahabatku satu lagi.

Ga In yang paling dewasa di antara seperti tidak peduli. “Hana-ya! Get yourself together! Menunggu tidak akan memulai apa-apa! Kau harus menggunakan senjata femininmu!”

“Senjata?”

Ga In melanjutkan perkataannya, “Cowok-cowok... lemah dengan godaan~”

‘Mwo?’ batinku heran dan mencoba mencerna perkataan Ga In. Lalu sekarang isi kepalaku penuh dengan kata-kata, “Cowok-cowok lemah dengan godaan.”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi. Aku beranjak keluar dari kelas dan pergi menuju klub dance. Aku berinjit di pintu dan mengintip ke dalam dan melihat Taemin masih sibuk dengan gerakan dancenya. Ckckck. ternyata habis pulang sekolah dia masih tetap latihan dance. Rajinnya namjachinguku ini~.

‘Ha? Apa? Apa aku harus melakukannya? Apa aku harus menggodanya? ....Aku berharap Taemin akan serius menanggapi ku seperti dia juga serius melakukan dancenya...’ batinku gelisah.

Aku masuk ke ruangan itu dan terus berjalan ke arah Taemin. Aku menghela nafas berat lagi. Hhh, Taemin bahkan tak menyadari ada orang yang berjalan ke arahnya.

Aku memegang tengkuk Taemin pelan dari belakang. Taemin tiba-tiba memekik dengan suara aneh karena ngeri menyadari ada seseorang yang memegang tengkuknya.

Taemin berbalik lalu menghela nafas lega karena menyadari  aku berada di belakangnya. “Hahh.. ternyata kau, Hana-ya.”

“Taemin, keluarga Taemin semuanya berkerja hingga malam hari, kan?”, tanya pelan sambil terus menatapnya.

“Hmm.. Ya.. Waeyo?”, tanya Taemin balik sambil terus menenangkan jantungnya yang masih deg-degun.

Aku menunduk, “Nah, kalau begitu ayo kita ke rumahmu, Taemin!”. Aku mendekatkan diri ke badannya, “hanya dengan kita berdua.. Aku ingin melakukan sesuatu..”.

Tanpa sadar tanganku sudah memegang kerah baju Taemin. Taemin hanya bengong dan heran sendiri dengan sikapku.

Tiba-tiba aku sadar dan wajahku memerah karena malunya. “HA-HA-HA-HA-HA”. Aku tertawa garing. Apa yang aku telah aku lakukan tadi? Itu memalukan!
“Lupakan yang tadi! Aku hanya bercanda, Taemin-ah! Hehehe!”, aku berusaha tersenyum untuk menahan malu. Ahh,, malu sekali.

Taemin menatapku lurus. Dia masih belum membuka suara. Aku bisa menebak dia pasti tidak setuju dengan usulanku.

Tiba-tiba dia memegang tanganku. “Baiklah kalau begitu. Jika Hana ingin melakukannya, ayo pergi ke rumahku sekarang juga..”

DEG. Mataku membulat. Tak percaya.
Aku masih bengong dan tak menyadari Taemin sudah menarik tanganku dari tadi.

“Tunggu apalagi?”, ujar Taemin dengan senyum yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Senyum yang aneh dan tidak bisa aku deskripsikan.

Ja..jadi Taemin setuju untuk melakukan ‘itu’?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar