Selasa, 14 Juni 2011

99% Love Part 2 - Fanfiction (END)


Tittle                      :               99% Love
Author                  :               Yolanduaar
Main cast             :               Lee Taemin, Lee Hana
Other cast           :               Other SHINee’s  member, Han Ga In, Kim Ji Eun
Rating                   :               PG-15 (maybe)
Length                  :               Oneshoot
Genre                   :               Romance, Friendship, ermm…
Disclaimer           :               They’re belong to God, SM, and me… *slapped*
Credit                    :               “Manga’s 99% Love by Tsuwabuki An
Part II
-Lee Hana’s POV-

Aku dan Taemin berjalan menaiki tangga menuju ruangan keluarga Taemin. Sedari tadi dia memegang tanganku. Ah, apa dia tidak merasa denyut jantungku yang sudah memompa banyak darah dari tadi. Ahh, aku jadi gilaa~ (?)
Kami berdua akhirnya berada di dalam apartement keluarga Taemin. ‘Tidak Mungkin! Godaanku (?) akhirnya terbayar! Akhirnya kami berdua akan melakukan ‘itu’! Yeheei!’, teriakku kegirangan dalam hati dengan semangat.

----10 menit kemudian----

“YUHUUUI~! Aku menang lagi. Uye uye~”, Taemin menarikan tarian uget-uget atas kemenangannya melawanku bertanding Winning Eleven. Dia mencibirkan lidahnya. “Mehrong~...”

“Uwooooo? Aku kalah lagi?”

Sekarang kami tengah memainkan permainan Playstation di apartement Taemin dengan keadaan aku lagi-lagi kalah. Tapi, aku datang ke sini bukan untuk bermain games!

“Mehroongg~” Taemin lagi-lagi mencibirku.

Aku langsung memukul-mukul Taemin dengan gemas, “Ya! Taemin-ah! Kau tadi curang! Awas ya nanti aku akan meanantangmu dengan pertarungan sebenarnya! Uuuh!”

Taemin tertawa-tawa sambil pura-pura takut, “Aduuh Hana memukulku! Aku takuut~”.

Haah.. Taemin-ah. Apa yang sedang dia pikirkan sekarang? Aku tak berdaya. seperti terperangkap dalam senyumnya.

Tidak, tidak! Aku tidak datang ke sini untuk melakukan games-games seperti ini!

Taemin mmbuka-buka kaset gamenya lalu dengan senyum polosnya dia menoleh kearahku dan bertanya, “Nah, Hana-ya. Hmm.. apa ya game yang kita mainkan selanjutnya? Hmm..?”

Aku tak peduli.
Aku seperti tak mendengar pertanyaannya. Aku lalu beringsut-ingsut mendekatinya dan terus merapat kebadannya.. “Ya... Taemin-ah...”

Aku tak peduli dengan alis Taemin yang semakin mengkerut.
Aku terus mendekati wajahku dan sekrang jarak wajah kami berdua tak lebih dari 5 cm. “Taemin-ah...”

“Bukankah jarak kita terlalu dekat, Hana-ya?” tanyanya polos dengan wajah heran.

Gubrak. Disappointed. ”Yeah... Jarak kita terlalu dekat.. Ha-ha..”. Aku mentertawakan diriku sendiri. “Meoow...”, bahkan kucing putih milik Taemin ikut menertawakanku. Ck.

“Hey! What’s up?”, sekarang Taemin malah sibuk berbicara dan menggendong kucingnya yang sejak tadi mengeong-ngeong ria. Taemin bahkan tidak peduli denganku yang kelihatan kecewa.

Cih. Gain-ah! Jurusmu tidak bekerja sama sekali. Taemin, bocah ini adalah sebuah tantangan besar..!

Kucing Taemin mulai menjilati pipi Taemin dan Taemin tampak senang karenanya. Lihat! Bahkan aku kalah oleh seekor kucing! Ya! Hentikan itu! Huhuhuhu.

Hahh.. Aku adalah orang yang menyedihkaan...~

Aku mengambil tas dan berjalan menuju pintu dengan sempoyongan, “Aku pergi...”

“EH?”, ucap Taemin dengan terkejut dengan keadaanku yang menyedihkan (?). “Ada apa Hana-ya?”

Aku tak peduli dengan panggilan Taemin dan terus pergi keluar dari apartement Taemin dengan sempoyongan.

“YA! Hana-ya! Biar aku mengantar---....”

DUK DUK DUK BRAK BRAK.

Taemin tidak melanjutkan panggilannya setelah mendengar hentakan-hentakan kasar kakiku menuruni tangga. Sekarang Taemin hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. ‘Ada apa ya dengan Hana?’. Mungkin di kepala Taemin penuh denga tanda tanya yang banyak.

“TAEMIN PABO-YA!!”, teriakku dari lantai bawah dengan kesal.

“HANAA?”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di sekolah, aku duduk meringkuk di sudut ruangan di klub dance dengan wajah cemberut penuh kesal. Taemin ikut berjongkok dan memperhatikan wajahku, “Ada apa Hana-ya? Perutmu sakit?”

Aku melengos sambil terus memasang wajah cemberut. Sungguh, mungkin saat itu wajahku sudah berlipat seratus saking kesalnya dengan bocah yang satu ini.

Taemin memegang pipinya lalu melebar-lebarkan pipinya supaya terlihat lucu. Huh. Kelakuan bodoh.

Lalu dia meremas-remas (?) pipinya sambil memonyong-monyongkan bibirnya. Huh. Pikiran dungu.

Sekarang dia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mencibir-cibirkan lidahnya. Tangannya dimain-mainkan sehingga sekarang dia persis seperti seorang badut.

“Puahaha...”, aku tak bisa menahan tawaku dari tadi karena kelakuan bodohnya. Taemin tersenyum lebar lalu mengelus rambutku. Hmm.. walalupun aku mencoba untuk membencinya, tapi tetap saja... aku tak bisa membencinya.

“Besok adalah 1 tahun kita jadian bukan?” tanyanya dengan senyum polos yang masing terpampang di wajah imutnya.

Aku tersenyum lebar lalu mengangguk-angguk. Hey, aku masih punya peluang untuk melakukan ‘itu’ dengannya. Hehehe.

Taemin tertawa, “Wah, senyummu manis sekali, Hana-ya!”. Aku tersipu saat itu.

Tiba-tiba teman-teman Taemin datang sambil membawa sebuah kertas.

“Hey, Taemin-ah! Kita mendapat berita bagus!”, ujar Minho dengan semangat sambil menunjukkan sebuah selebaran.

“EH?! Akan ada festival dance tingkat SMA se-Korea? Waw...”, sahut Taemin sangat antusias setelah membaca isi selebaran itu. Aku mendengarkannya dari bawah dengan penasaran.

“Ya, jadi kita harus latihan setiap waktu sebelum lomba itu. Nah, ayo sekarang kita latihan!”, ajak Jonghyun semangat.

Taemin terlihat ragu. Dia melirikku, “Tapi.. Lombanya adalah lusa... sedangkan...---“

Aku memotong perkataannya dengan senyum terpaksa, “Kau boleh ikut, Taemin-ah. Aku tidak apa-apa..”

Taemin tersenyum.

“Tapi...”

Wajah Taemin sedikit berubah mendengar kata ‘tapi’-ku.

“Tapi.. Jangan lupa besok jam 4 sore kau harus datang ke taman biasa. Jangan sampai telat!”, ucapku dengan senyum yang masih terpaksa.

Taemin memelukku dengan senyum sangat lebar, “Aaa! Aku janji! Aduh, aku pikir kau akan bilang tidak boleh. Gomawo, chagiya~” I’m super happy~”

Lagi-lagi aku hanya tersenyum. Ya aku tidak mungkin sekejam itu kepadamu, taemin-ah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-Author’s POV-

Sabtu sore, pukul 03.45 PM di taman biasa. Hana tengah duduk tenang di bangku panjang taman dengan tenang dan terus melihat ke sekeliling taman. Hari ini adalah 1 tahun jadiannya dengan Taemin.

Dia memperhatikan jam tangannya, “Ah, mungkin akan datang terlalu cepat”. Masih dengan senyum yang mengembang di bibirnya, Hana lalu memikirkan hal-hal yang akan mereka lakukan nanti. Mereka bisa bermain hingga malam hari, kemudian nonton bioskop, lalu bermain ke taman bermain, lalu melakukan ‘itu’. Hihihihi...
Hana masih tersenyum-senyum sendiri memikirkannya.

Hana melirik jam taman, Pukul 04.10 PM. Orang-orang di taman semakin banyak, apalagi orang-orang yang berpasangan.

Pukul 05.30 PM. Langit sudah semakin kuning menandakan siang sudah beranjak senja, tapi Taemin belum juga datang. Hana semakin gelisah.

Dia mencoba duduk tenang sambil mengulum lollipop yang dibawanya tadi. Tapi Lollipop tidak membantu sama sekali, itu malah membuatnya semakin khawatir.

Hana bangkit dari duduknya dan mulai berjalan bolak-balik dengan arah yang sama. Tetap saja itu tidak bisa menghilangkan rasa gelisahnya.

Pukul 07.00 PM. Langit sudah benar-benar gelap. Suara jangkrik-jangrik malam sudah mulai bersahut-sahutan. Angin malam bertiup semakin kencang. Hana beranggapan tahun ini adalah musim gugur yang paling dingin yang pernah ada di Korea, bahkan syal dan jaketnya pun tak membantu banyak untuk menutupi kedingin malam ini.

Hana mencoba cara lain. Dia mulai menekan nomor-nomor yang sudah hapal di luar kepalanya, nomor Taemin. Hampir saja Hana membuang hapenya jauh-jauh karena hanya mendengar “Nomor yang anda tuju sedang dalam keadaan tidak aktif atau berada di luar jangkauan.. Silahkan---“ dari seberang telepon.

“Hey cewek...”

Seorang om-om paruh baya memakai jas dan tampak mabuk duduk di samping Hana. Hana hanya memandang ahjussi itu dengan wajah datar.

“Hey... siapa yang kau tunggu?” tanya ahjussi itu dengan wajah mesem-mesem (?). Hana seperti tak peduli, dia hanya melamun dengan wajah datar.

“Ah..! Aku tau, kau diputuskan pacarmu, bukan?” ahjussi itu semakin sok tau.

‘Ah.. Hari ini adalah anniversarry kami...’ batin Hana kalut tanpa mempedulikan om-om gila di sampingnya.

“Hey~ Aku punya uang banyak sekarang, bagaimana kalau kita bersenang-senang?” lagi-lagi Ahjussi mesum itu merayu Hana. Seperti ada yang tersumbat di telinga Hana dia bangkit dari bangku dan melihat ke sekeliling taman.

‘Hhh, kenapa dia tidak datang?’, batin Hana gelisah.

“Hei cewek!”, ahjussi itu sekarang tidak hanya merayu, sekrang dia berani memegang pinggang Hana. Hana terkejut dan menatap ngeri ahjussi yang sekarang wajahnya berubah semakin mesum. Hana menyesali kenapa dia hanya melamun dan malah tidak memilih untuk berlari menyelamatkan diri. Sekarang dia terperangkap oleh ahjussi gila yang bisa saja memakannya kapan saja.

Hana berusaha melepaskan pegangan Ahjussi itu, tapi sepertinya tidak mudah. Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Terpaksa dia harus berteriak.

“AAA! TIDAK! LEPASKAN AKU! DASAR PRIA TUA!!”

BUAGH!

Darah kental bercucuran dari hidung si Ahjussi gila. Hana menoleh ke belakang. Taemin yang telah memukul ahjussi gila itu.

Setelah memberi ahjussi gila itu, Taemin langsung menghampiri Hana yang memandangnya dengan wajah datar.

“Hana...”

“Hana, gwenchanayo? Gwenchanayo?”, tanya Taemin cemas sambil memegang pundak Hana. Hana tidak memandangnya sama sekali, dia menundukkan wajahnya.

“Jeongmal Mianhaeyo, Hana-ah! Mianhayeo.. Aku tadi sangat sibuk untuk penampilan dance besok. Maaf...”, Taemin meminta maaf sambil mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya.

‘Bahkan jika kau datang sekarang.... Kau tau... Kau sudah sangat terlambat...’, umpat Hana dari dalam hatinya. Dia masih menundukkan wajahnya.

“Ah! Tapi kami latihan dengan sangat baik! Guru yang melatih pun juga sangat menyenangkan!”, ucap Taemin riang untuk mencairkan suasan dingin antara mereka. Dia melanjutkan ucapannya, “Pokoknya besok Hana harus datang melihat kami lomba yaa..—“

“Gwenchana...”, tiba-tiba Hana memotong perkataan Taemin.

Hana tersenyum terpaksa, “Untukku hari ini adalah hari istimewa. Tapi untuk Taemin, hari ini tidak ada spesialnya.”

Taemin terdiam.

‘Hh.. Aku sangat kecewa bahwa aku tidak bisa marah di depannya. Kenapa aku malah tersenyum di depannya..’ batin Hana kesal.

‘Pasangan apa-apaan ini...’

Hana berbalik badan dan mulai berlari menjauhi Taemin. Dia tak peduli Taemin yang memanggil-manggilnya dari tadi.

“HANA!”, Taemin akhirnya bisa memegang pergelangan tangan Hana. Namun Hana dengan kasar melepaskan pengangannya.

“Lepaskan!”, Hana menarik tangannya dan saat itu gelang buatan tangannya yang pernah dia buat untuknya dan juga Taemin terlepas. Manik-maniknya lepas dan gelang itu jadi benar-benar rusak.

Taemin terdiam. Dia melepaskan tangan Hana. Hana akhirnya tanpa pamit langsung pergi meninggalkan Taemin yang benar-benar merasa bersalah.

Taemin berjongkok. Dia memperhatikan gelang di tangannya. “Ya, Hana-ya. Lihat, aku juga membuat gelang yang sama seperti yang kau buat!”

Pikiran taemin melayang saat Hana menembaknya dan memberikannya gelang sederhana.

“Lihat! Ini simbol hubungan kita berdua..”, Taemin berbicara sendiri sambil terus memperhatikan gelangnya.

Taemin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berusaha untuk menutupi perasaan bersalah yang menggerogoti kepalanya.

“Ah!! Aku memang pacar paling buruk di dunia!”

======================================================================

Tuk tuk tuk. Jam goyang (?) di kamar Hana menunjukkan pukul 11.20 PM. Hana tampak tengah menutupi wajahnya dan duduk meringkuk di tepi tempat tidur.

‘Drrt.. Drrt...”

Getaran HP yang terletak di meja di samping tempat tidur yang tak jauh dari Hana duduk membuatnya terkejut. Dia meraih HP itu dan terpampang “Yeobo Taemin” pada layarnya.
Hana menghela nafas berat dan mulai mengangkatnya.

“Hana?”, panggil dari seberang telepon.

Hana tak menjawab.

“Hana, aku di depan rumahmu sekarang. Aku..—“

“Aku sedang tidak ingin melihatmu.”

“Ya, aku mengerti. Tapi tolong dengarkan penjelasanku tanpa mematikan HP-nya..”

Hening.

“Ah.. Aku hanya orang yang tidak peka dan seorang dancer yang brengsek yang bahkan tidak menyadari perasaan yeojachingunya sendiri...
Ketika aku menyakitimu, hal pertama yang aku sadari bahwa aku kehilangan sesuatu yang sangat penting...”

‘Tarmin-ah...’

“Hana.. mungkin kau tak ingin, tapi aku sangat berharap kau datang ke lomba dance-ku besok... Ah, terima kasih sudah mendengarkanku.. Annyeong..”

BRUM...

Hana mengintip dari balkonnya. Taemin baru saja pergi dengan motornya. ‘Ah, kenapa taemin? Kenapa air mataku jatuh hanya karena mendengarmu suaramu?’

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-Lee Hana’s POV-

Tadi malalam aku mencoba berpikir untuk putus dari Taemin. Tapi aku tidak ingin hubungan ini berakhir! Aku masih... menyukai Taemin. Aku masih ingin melihat dia bersinar saat menari.

Sekarang, aku sedang berada di tempat di mana festival dance di selenggarakan. Banyak sekali orang di sini. Aku bahkan tidak dapat menemukan di mana Taemin.
--------------------------------------------------------------------------------------
Taemin duduk berjongkok di sudut ruangan dengan muka kusut. Teman-temannya hanya menghela nafas berat daritadi.

“Ya, Taemin-ah! Kau tidak begitu bersemangat hari ini.”, ujar Key sambil bersandar di dinding.

“What’s wong? Kau sakit?”, tanya Onew sambil ikut berjongkok di samping Taemin. Tapi taemin tetap saja membungkam tak mau bicara.

Teman-temannya saling pandang dan kemudian saling menghembuskan nafas pasrah.
-------------------------------------------------------------------------------------
“The Next Group is... SHINee!”, suara MC dari pengeras suara mengagetkanku. SHINee! Itu adalah group dimana Taemin adalah anggotanya.

Aku berlari mendekati panggung dan mendapati mereka sedang dance dengan gerakan amazing seperti biasa. Namun ada yang aneh dengan Taemin. Aa! Dia tidak seperti biasa! Senyumnnya tidak ada sama sekali! Taemin! Biarkan aku melihat senyum Taemin lagi!

“TAEMIN-AH!!”
Taemin tersentak. Dia seperti mengenali suara ini.

“TAEMIN-AH! Apa yang terjadi dengan semangatmu yang biasa, huh?!!”, aku berusaha teriak walaupun orang-orang di sekitarku memandangku aneh.

Taemin menghentikan tariannya.

“Taemin-ah! Aku di sini!”

Taemin berjalan ke arahku dan berjongkok di tepi panggung, hanya 1 meter dari tempat aku berdiri.
Dia memperbaiki topi dan memandang wajahku sayu.

“Hana-ya.. Aku akan mengumumkannya di sini..”

Aku menanti ucapan yang keluar dari mulutnya.

“Aku tidak ingin membuat kau menangis atau khawatir lagi.. Aku akan mati jika kau pergi meninggalkanku.. Karena... Kaulah satu-satunya orang yang memberiku semangat.”

“Hana-ya, I Need You..”

Pipiku memerah. Sungguh tidak bisa di deskripsikan betapa merahnya wajahku saat itu. Taemin membuka topinya lalu tersenyum lebar seperti biasa.

“Aku bersungguh-sungguh.”

Aku tersenyum bahagia. Tak tau, apa karena saking bahagianya air mataku juga ikut mengalir.

Taemin tersenyum dia meraih kepalaku supaya mendekat kepadanya, dan Chu <3...
The 99% Love with 1% missing... Now It’s complete!

Akhirnya yang kuimpikan tercapai. Haha, aku tak peduli dengan suit-suitan orang yang menonton kami, yang penting kisseu udah komplit toh? :D

---------------------------------------------------------------------------------------------------

THE END~~~
Wahahaha, jelek banget endingnya~ XD Maaf nih ceritanya gak se mesum yang kalian kira (?). Hahaha, aku kan masih kecil~~ /plak.
Udah deh, siapa yang mau ngoment n like FF jelek ini saya kasih member SHINee satu-satu.. u,u

Don’t be silent reader, please~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar